Sebagaimana yang kita ketahui, penganut agama yang paling selalu berada dalam barisan pertama dalam mengagungkan sex adalah syiah la’natullah alaihim, silahkan para ikhwah membaca kembali artikel kami “Syiah Adalah Agama Seks (Agama Mut'ah + Pinjam Kemaluan)” disini: http://www.alamiry.net/2013/07/syiah-adalah-agama-seks-agama-mutah-pinjam-kemaluan.html
Akan tetapi pada kesempatan kali ini, kami akan membahas yang lebih khusus tentang seks mereka ketika beribadah. Sebagaimana yang kita ketahui, tatkala kita melaksanakan suatu ibadah maka pada hakikatnya kita sedang berada dihadapan Allah subhanahu wa ta’ala terutama dalam ibadah “shalat”. Namun yang
sangat menjijikkan, tatkala para syiah sedang melakukan ibadah terkhususnya shalat mereka tetap melakukan sex, laa haula wa laa quwwata illaa billah. Kami bukanlah memfitnah ataupun menuding karena kami sendiri akan membuktikannya dari kitab para syiah. Silahkan para syiah melek dan membaca kitab mereka sendiri. Diantara seks yang mereka lakukan ketika shalat atau ibadah lainnya:
1- Bolehnya memainkan dzakar (kemaluan) tatkala shalat, walaupun tangannya sampai menyentuh dzakarnya.
2- Bolehnya seorang wanita menyentuh kemaluannya tatkala shalat, terlebih dibolehkan baginya memasukkan jari-jari tangannya kedalam lubang farjinya (kemaluannya) dan shalatnya tidaklah batal. Bayangkan wahai ikhwah “boleh memasukkan jari tangan kedalam lubang kemaluan tatkala shalat”.
3- Bolehnya tayammum menggunakan kemaluan perempuan, jadi dibolehkan -dalam agama syiah- kita menepukkan tangan kepada kemaluan perempuan dengan tujuan tayammum. Sebagaimana yang kita ketahui, tayammum yang kita lakukan biasanya menggunakan batu, yang ada debunya ataupun benda lainnya yang suci yang tidak membuat hadats ataupun najis seperti permukaan bumi dan yang lainnya. Namun syiah tidak, mereka membolehkan tayammum dengan menggunakan kemaluan wanita. Kemungkinan ini karena para ulama syiah selalu membayangkan farji wanita maka dari itupun farji wanita dibawa-bawa dalam ibadah
4- Seseorang diperbolehkan menghisap-hisap (mengecup) lidah istrinya dan anak perempuannya begitupula sebaliknya tatkala puasa. Ludah anak perempuannya yang masuk kedalam kerongkongan sang bapak ataupun sebaliknya tidaklah membatalkan puasa. Lihatlah wahai ikhwah, merekapun sempat menjadikan anaknya sebagai korban seks mereka, dan yang lebih parah mereka lakukan kekejian itu disaat hari puasa dan yang lebih parah lagi puasanya tidak rusak walaupun keduanya saling meminum ludah lawan mainnya.
5- Hubungan seks dengan seorang pembantu wanita yang menyebabkan keluarnya madzi dan mani tidak mewajibkan wudhu begitupula tidak mewajibkan mandi.
6- Seseorang yang keluar madzinya tatkala shalat tidak diwajibkan untuk membatalkan shalat dengan melakukan wudhu ataupun tidak diharuskan untuk mencuci kemaluannya dan tidak wajib mencuci pakaian yang terkena madzi tersebut.
Thoyyib, kita mulai saja pemaparan buktinya satu persatu dari kitab syiah sendiri. Para syiah silahkan membuka matanya selebar-lebarnya.
1- Pertama: “Bolehnya memainkan dzakar (kemaluan) tatkala shalat, walaupun tangannya sampai menyentuh dzakarnya”. Disebutkan dalam kitab fiqh mu’tamad syiah “Wasail Asy Syiah” milik “Al Amili” sebuah riwayat yang mereka sandarkan kepada ahlul bait:
عن أبي القاسم معاوية بن عمار ، عن أبي عبدالله ( عليه السلام ) ، قال : قلت : الرجل يعبث بذكره في صلاة المكتوبة ؟ قال : وما له فعل ؟! قلت : عبث به حتى مسه بيده ، قال : لا بأس
Dari Abi Al Qasim Mu’awiyah bin Ammar, dari Abi Abdillah alaihis salam, dia berkata: Aku berkata: Bagaimana seseorang bermain-main dengan dzakarnya tatkala sedang melaksanakan shalat wajib ? Dia (Abu Abdillah) menjawab: Kenapa dia melakukannya ? Aku berkata: Dia memainkan dzakarnya hingga menyentuh dzakarnya dengan tangannya, maka Abu Abdillah menjawab: “Tidak mengapa” Wasa’il Asy Syiah 178/7
Lihat betapa joroknya syiah dan kejinya mereka, disaat shalatpun mereka masih menyempatkan diri untuk melakukan sex “bermain dengan dzakarnya hingga menyentuhnya dengan tangannya sendiri”. Padahal dia sedang melakukan ibadah yang paling agung yakni shalat, dan tentu dia sedang berhadapan dengan Sang Pencipta yang maha agung dan maha besar, namun mereka sempat bermain-main dengan Allah, Laa haula wa laa quwwata illaa billah
2- Kedua: “Bolehnya seorang wanita menyentuh kemaluannya tatkala shalat, terlebih dibolehkan baginya memasukkan jari-jari tangannya kedalam lubang farjinya (kemaluannya) dan shalatnya tidaklah batal”.
Disebutkan dalam “Wasa’il Asy Syiah” juga sebuah riwayat gila yang disandarkan kepada ahlul bait:
عن عمار بن موسى ، عن أبي عبدالله ( عليه السلام ) ، في المرأة تكون في الصلاة فتظن أنها قد حاضت ، قال : تدخل يدها فتمس الموضع ، فإن رأت شيئاً انصرفت ، وإن لم تر شيئاً أتمت صلاتها
Dari Ammar bin Musa, dari Abi Abdillah alaihis salam, tentang seorang perempuan yang sedang berada dalam shalat, kemudian dia mengira bahwasanya dia sedang haid. Maka Abu Abdillah berkata: Hendaklah dia memasukkan tangannya kedalam lubang kemaluannya dan dia menyentuh tempat itu, jika dia mendapatkan sesuatu (haid) maka hendaklah dia berpaling (membatalkan shalatnya) dan jika dia tidak mendapatkan sesuatu (haid) maka hendaklah dia menyempurnakan shalatnya).” Wasa’il Asy Asyiah 178/7
Hanya bisa mengelus dada jika seseorang tetap keras kepala mengikuti ajaran agama seks ini.
3-Ketiga: “Bolehnya tayammum menggunakan kemaluan perempuan, jadi dibolehkan -dalam agama syiah- kita menepukkan tangan kepada kemaluan perempuan dengan tujuan tayammum”. Laa haula wa laa quwwata illaa billah, sempat-sempatnya mereka bertayammum dengan kemaluan perempuan, agama kepada Allahpun dijadikan oleh mereka sebuah ibadah seks.
Disebutkan oleh salah satu ulama syiah “Al Hilli” dalam kitabnya “Nihayah Al Ihkam”:
الفرج حدث لو ضرب يده على فرج امرأة عليه تراب ، صح التيمم ولو قلنا أن مس
“Walaupun kita katakan bahwasanya menyentuh farji (kemaluan) adalah hadats akan tetapi seandainya seseorang menepukkan kemaluan perempuan yang ada debunya dengan tangannya, maka tayammumnya sah” Nihayah Al Ihkan 1/153
Memang agama syiah sangat memalukan, kemaluan perempuanpun dibuat oleh mereka untuk bertayammum.
4- Keempat: “Seseorang diperboehkan menghisap-hisap (mengecup) lidah istrinya dan anak perempuannya tatkala puasa begitupula sebaliknya. Ludah anak perempuannya yang masuk kedalam kerongkongan sang bapak ataupun sebaliknya tidaklah membatalkan puasa”.
Lihatlah wahai ikhwah, merekapun sempat menjadikan anaknya sebagai korban seks mereka, dan yang lebih parah mereka lakukan kekejian itu disaat hari puasa. Disebutkan dalam kitab “Wasail Asy Syiah”:
عن أبي ولاد الحناط قال : قلت لابي عبدالله ( عليه السلام ) : إني اقبل بنتا لي صغيرة وأنا صائم فيدخل في جوفي من ريقها شيء ؟ قال : فقال لي : لا بأس ليس عليك شيء
Dari Abi Walad Al Hanath dia berkata: Aku berkata kepada Abi Abdillah alaihissalam: “Sesungguhnya aku mencium anak kecilku dan aku sedang puasa, maka masuklah sesuatu dari ludahnya kedalam kerongkongnku? Maka Abu Abdillah berkata: Tidak mengapa, engkau tidak diwajibkan sesuatupun” Wasa’il Asy Syiah 249/5
Lihatlah kelakuan penganut syiah, memang mereka mirip seperti binatang yang tidak memiliki akal sehat.
5- Kelima: “Hubungan seks dengan seorang pembantu wanita yang menyebabkan keluarnya madzi dan mani tidak mewajibkan wudhu begitupula tidak mewajibkan mandi”. Disebutkan dalam “Wasail Asy Syiah” :
عن عمر بن يزيد قال : اغتسلت يوم الجمعة بالمدينة ولبست ثيابي وتطيبت فمرت بي وصيفة لي ففخذت لها فأمذيت أنا وأمنت هي ، فدخلني من ذاك ضيق ، فسألت أبا عبدالله ( عليه السلام ) عن ذلك ؟ فقال : ليس عليك وضوء ولا عليها غسل.
Dari Umar bin Yazid, dia berkata: Aku mandi jum’at di madinah dan aku telah memakai pakaianku dan telah memakai minyak wangi. Kemudian pembantuku yang masih dibawah umur lewat dihadapanku, maka aku gesek-gesekkan dzakarku di antara kedua pahanya maka aku mengeluarkan madzi dan dia mengeluarkan mani, maka kerisauan masuk kedalam hatiku, maka aku bertanya kepada Abu Abdillah alaihissalam tentang masalah itu. Maka dia berkata: Kamu tidak wajib wudhu dan dia tidak wajib mandi” Wasa’il Asy Syiah 43/11
Lihatlah kebodohan dan ketololan para syiah, la’natullah alaihim.
6- Keenam: “Seseorang yang keluar madzinya tatkala shalat tidak diwajibkan untuk membatalkan shalat dengan melakukan wudhu ataupun tidak diharuskan untuk mencuci kemaluannya dan tidak wajib mencuci pakaian yang terkena madzi tersebut”.
Disebutkan dalam “Bihar Al Anwar” milik “Al Majlisi”:
عن حريز قال: سألت أبا جعفر عليه السلام عن المذي يسيل حتى يبلغ الفخذ، قال: لا يقطع صلاته، ولا يغسله من فخذه
"Dari Hariz, dia berkata: Aku bertanya kepada Abu Ja’far alaihis salam tentang madzi yang mengalir hingga mengenai paha, dia berkata: Dia tidak perlu untuk memutuskan shalatnya dan tidak perlu mencuci pahanya” Bihar Al Anwar 77/102
Lihatlah, ternyata syiah sempat-sempatnya memikirkan sex didalam shalat sehingga keluarlah madzinya dan yang sangat memalukakan dia tetap melanjutkan shalatnya di hadapan Rabbnya. Laa haula wa laa quwwata illaa billah.
Akal yang sehat saja tidak bisa menerima agama yang sangat buruk ini, terlebih agama syariat yang lurus “islam”. Maka dari itu, syiah bukanlah bagian dari agama islam, encamkan itu wahai ikhwah.
Penulis: Muhammad Abdurrahman Al Amiry
Artikel: alamiry.net (Kajian Al Amiry)
Anda diperkenankan untuk menyebarkan, re-publikasi, copy-paste atau mencetak artikel yang ada di alamiry.net dengan menyertakan alamiry.net sebagai sumber artikel.
Ikuti status kami dengan menekan tombol like pada halaman FB Muhammad Abdurrahman Al Amiry , dan tombol follow pada akun Twitter @abdr_alamiry
Artikel: alamiry.net (Kajian Al Amiry)
Anda diperkenankan untuk menyebarkan, re-publikasi, copy-paste atau mencetak artikel yang ada di alamiry.net dengan menyertakan alamiry.net sebagai sumber artikel.
Ikuti status kami dengan menekan tombol like pada halaman FB Muhammad Abdurrahman Al Amiry , dan tombol follow pada akun Twitter @abdr_alamiry