AntiLiberalNews – Sebuah rekaman audio yang diklaim sebagai suara seorang milisi Hizbullat, terdengar panik selama pertempuran di Aleppo selatan, mengungkapkan bahwa milisi Syiah dari Lebanon telah ditinggalkan oleh pasukan pro-rezim lainnya. “Mereka (milisi pro-rezim) semua meninggalkan kami, Iran, Afghanistan dan Suriah … mereka semua meninggalkan kami,” seorang milisi yang tidak disebutkan namanya mengeluh dalam pesan audio, yang mulai beredar di media sosial pada hari Minggu setelah pasukan oposisi menerobos jalur rezim di daerah Ramousah di barat daya Aleppo, membuka pengepungan di bagian timur kota, lansir MEU. “Kami seperti boneka, kami tidak tahu apa-apa, kami berjuang sendirian,” ungkap milisi Hizbullat -yang berbicara dengan aksen khas selatan Lebanon- dalam sebuah rekaman suara dimana dia terdengar panik dan mengutuk sikap pasukan pro-rezim di garis depan medan perang. Dia menambahkan bahwa bahkan ketika pasukan rezim melakukan serangan balasan terhadap pejuang koa
BANYOLAN KAUM SYI'AH (bag 5) - Imam Mahdinya Syi'ah Ketakutan, Sehingga Sembunyi Semenjak 1200 Tahun Lalu (Padahal Sang Imam Sangat Sakti?)
Merupakan perkara yang sangat konyol dalam aqidah syi'ah adalah keyakinan mereka bahwa imam mereka yang terakhir (imam yang ke dua belas, dan dialah al-imam al-Mahdi yang dinanti-nanti kaum syi'ah kemunculannya), telah menghilang bersembunyi di Sirdab sejak sekitar 1200 tahun yang lalu (yaitu tatkala sang imam masih kecil (belum baligh/dewasa)), hingga saat ini belum muncul-muncul juga. Sungguh tidak ada khurofat yang lebih banyol dan lucu dari khurofat syi'ah ini. Akan tetapi kaum syi'ah tetap ngeyel mempercayai ini, karena bagi mereka mempercayai akan "hilangnya" imam terakhir mereka ini merupakan dasar iman yang kokoh. Mereka meyakini bahwa ini semua adalah ujian dari Allah, sebagaimana termaktub dalam kitab Ushuul Al-Kaafi Dari Zuroroh berkata :Aku mendengar Abu Abdillah (Ja'far As-Shadiq) 'alaihis salaam berkata : "Sesungguhnya sang gulam (imam mahdi-pen) akan menghilang sebelum ia muncul". Aku berkata, "Kenapa?", Abu Abdill